Headlines News :
Home » » Rumah Bu Mur

Rumah Bu Mur


Dipengajian Sunda Kelapa setiap minggu pagi, aku ketemu ibu yang sedang duduk bersam seorang pengemis orang tua, kudekati lalu kami kenalan, sebelumnya aku pernah melihat ibu ini waktu pengajian di mesjid Al-Hakim menteng setiap sabtu siang.

cerita Bu Mur dia hidup sendirian, karena suaminya sudah meninggal dua tahun yang lalu, tahun 2006, dan anaknya satu-satunya memang saat usia 6 tahun. saudaranya cuma satu dan sudah meninggal pula dan tidak meninggalkan keturunan. Bu Mur benar-benar sendiri. tinggal dirumah kawasan kumuh pinggir kali ciliwung daerah bangker tanah abang. menuju ke rumah Bu Mur jauh dari jalan yang lebar beraspal , tapi hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki masuk gang yang licin, itam, becek, bau. dan hanya bisa dilewati dengan ukuran badan satu orang saja. depan rumahnya ada sedikit semacam teras tanah sebagai tempat kucing makan. rumahnya berupa kamar dengan ukuran sekitar satu setengah kali dua meter. hanya dilengkapi sebuah tempat tidur ukuran badan, meja, dan kamar mandi. tidak ada kursi, apalagi kipas angin, padahal panasnya minta ampun. ini jakarta loh. apalagi tanah abang.

Kata Bu Mur, bila mau bantu dia, gak usah ngasih pakaian, barang atau apapun. kasih duit aja. "buat modal neng!" katanya.

bila hujan tiba siap-siap ngungsi dan menyelamatkan diri, jangan ngarap pertolongan orang lain, karena memang tinggal dijakarta ini, semua serba cuek. tapi Bu Mur ternyata tidak merasa sendiri. tetangga yang senasib, jadi teman. setiap hari yang jadi teman tidur, ngobrol adalah lola.loli,inul,abel,noni, dan si manis. enam ekor kucing ini sudah menjadi sahabat setia bagi Bu Mur. setiap hari diberi makan 3 kali dengan tujuh ribu perhari. Bu Mur jual donat, air minum di Jacc tanah abang, setiap hari ia menjajakan dagangannya kepada para pedagang di Jacc, melalui agen sebuah minuman disitu, setiap botol dengan keuntungan lima ratus perak. Bu Mur ingin punya modal sendiri, dia butuh 100 ribu untk bisa jualan sendiri agar tidak ambil lagi dari agen, tapi ambil dari swalayan hypermart dan menjualnya langsung. tidak banyak yang dibutuhkannya. Tapi jumlah itu sangat berarti baginya.

Terkadang bila keuntungannya sehari mencapai 50 ribu, Bu Mur membagikan dagangan donatnya kepada orang yang merasa perlu dibantu. Bu Mur gak mau menikmati sendirian. menurutnya 50 ribu sudah lebih dari cukup untuk makan bersama 6 ekor kucing, ke pengajian setiap sabtu dan minggu,buat sedekah pengemis dan buat infaq. Untuk hari esok, Bu Mur mencari dengan bekerja lagi. dia benar-benar menikmati hidup ini, karena selamanya bersama Allah SWT. segalanya dipasrahkan kepada-Nya. tidak masalah yang perlu diratapi dalam hidup ini, semua berjalan apa adanya sesuai aturanNya, rezeki, maut, sesuai kehendakNya.

Di mesjid suka banyak yang memberi sedekah untuknya, dan dia sedekahkan lagi pada yang lainnya. bahkan sudah menjadi sahabatnya, menyiapkan tempat duduk untuk para sahabatnya. Bu Mur ternyata tidak sendirian. dia selalu mengambil banyak pelajaran dari setiap ceramah maupun tausiah, semua untuk bekal hidup dunia akhirat.

Terima kasih Bu Mur, aku dapat banyak hikmah dari hidupmu.



Share this article :

0 komentar:

Legalitas Perusahaan

Paket Umroh Akhir Tahun

Our Office

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Mari Berhaji Selagi Muda ..... - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template