Kasih Sayang Allah SWT
Selasa Pagi, 21 Oktober 2008, ketika bangun tidur wajah terasa kaku, dan kebas, tetapi masih terasa normal-normal saja. Kegiatan pagipun seperti biasa, naik sepeda ke veldrum, lalu lari pagi mengitari lapangan sepak bola sebanyak tiga putaran, tidak seperti biasanya enam putaran. Karena hari sudah mulai siang, dan harus buru-buru ke pasar, masak buat sarapan dan makan siang nanti.
Pukul delapan kurang lima belas menit, sudah siap menuju kantor, tiba di ruangan teman-teman melihat ada keanehan pada wajah yang sangat jelas, mulai direview kembali apa yang terjadi, makanan atau minuman apa yang pernah dimakan sebelumnya.
Ya..penyakit muncul kebanyakan dari dua hal, pikiran dan makanan. Tetapi paling banyak yang terakhir.
Jumat sebelumnya, 17 oktober, makan nasi goring kambing, kayaknya terlalu lama prosesnya, tetapi senin 20 okt makan cumi. Hmmm….tau sendiri kan, bahwa cumi kolesterolnya tinggi, dan dua bulan sebelumnya sudah ada riwayat kolesterol agak tinggi.
Ck..ck.. konrol diri yang masih sangat kurang , padahal untuk kesehatan, dan demi menegakkan keadilan terhadap anggota tubuh.
Dari pagi ini, akhirnya teman-teman mendesak untuk segera ke dokter spesialis syaraf. Tujuanya adalah RS. Omni medical Center Pulo Mas. Dengan alas an, dekat dan dapat menggunakan asuransi.
Dr. Ronny Yoes, SP.S, dokternya lumayan telat, dari jadwal yang tercantum pada kartu nama yang didapatkan belakangan, dijadwalkan jam 9.00, tetapi baru tiba pukul 11 WIB. Ok, no problem, namanya ujian kesabaran. Setelah diperiksa, menurut dokter adalah struk wajah ringan, dan perlu pshysioterapi, setelah urus admin, langsung ikut pshioterapi diruang sebelah.
Selesai terapi balik ke kantor, akan tetapi masih penasaran, minta diturunin di salon michiko untuk totok wajah, dengan pertimbangan, totok wajah bisa membantu melancarkan peredaran darah. Ternyata hari ini Inan Salon berulang tahun, sehingga tidak bisa melayani customer. Dengan bajaj menuju pijat tradisional dengan dikerik dan diurut bagian wajah sebentar, karena tukang pijatnya juga takut, balik ke rumah.
Menurut therapist siang tadi, malamnya harus dikompres air panas, hal itupun dilakukan malam ini samapi pagi dengan dua kali ganti air!
Hari Kedua
Rabu, 23 Oktober 2008, sudah dijadwalkan untuk terapi kembali, tetapi ada penawaran untuk akupuntur ke daerah ketapang. Jadi ya akupuntur dulu deh. Pulang dari akupntur bagian leher justru semakin tegang dan sakit, jangankan nengok, untuk bersuara saja sakitnya lumayan. Airmata sedih mulai jatuh. Ujian apalagi ini Ya Allah. Mencoba bersabar, istighfar dan meyakinkan diri bahwa ini adalah bentuk lain dari kasih sayang Allah SWT kepada hambanya. Segala penyakit ada obatnya. Dengan kondisi ini, zikir seharus tak terputuskan. Ya Allah, hamba yakin Engkau Maha Segalanya, Aku selalu mengharapkan keridhoan-Mu. Angkatlah penyakit ini, sembuhkan hamba. Jika sekiranya ini adalah akibat kelalaian hamba menjaga karunia kesehatan dari Mu, maka ampuni hamba Ya rabbi.
Setelah dari akupuntur, coba cari alternative lain, second opinion jatuh pada RS. Dharma Nugraha. Tetapi dokter spesialis syaraf baru ada pada jam 5 sore, masih 3 jam lagi menunggu. Disarankan oleh suster jaga untuk menuju UGD, tiba diUGD dr jaga menyarankan untuk Cityscan. Mulai ragu karena saran ini bukan dari Dr, Spesialis syaraf.
Hmm..berubah pikiran! Memutuskan untuk balik ke RS. Omni, melanjutkan therapy. Setelah terapi yang kedua ini, fisik rasanya makin lemah, karena leher dan punggung tak dapat digerakkan, minta UGD dan disarankan untuk Rawat Inap. Pilih kamar 2 dengan penghuni 3 orang, posisi paling tengah. Rasanya tidak nyaman, dan bisa-bisa makin parah. Adik urus pindah ke VIP. Sedikit lebih lega!
Rabu Malam, Dr Ronny visit, ternyata pada awal pmeriksaan ada obat yang harus dikonsumsi, tetapi kurang teliti jadi terlewatkan deh…
Akhirnya obatnya disiapkan dan di injeksi ke botol infuse. Mulai malam ini rasanya jadi terikat gara-gara botol infuse itu. Hmm…seprtinya dunia kedokteran harus memikirkan cara lain selain infuse. Bikin gak kreatif pasien.
Kamis Pagi, ikut terapi yang ketiga, siang hari teman-teman pada jenguk, sore keluarga jenguk dan malam hari teman-teman sekre juga ikut mbesuk sampe malam. Terima kasih semua.
Kamis Malam Foto dan Cityscan, pagi sudah periksa darah tetapi hasilnya belum dapat hingga Sabtu saat mau keluar dari Rumah Sakit. Secara fisik saya mulai sehat, sehingga minta saran dari dokter untuk bisa berobat jalan, sambil terus fisioterapy dan tambah akupuntur.
Hasil pemeriksaan Dokter adalah Bell’s Palsy, hmmm…. Penyakit dengan judul yang masih asing bagi saya. Karena itu saya mau bagi-bagi info mengenai penyakit ini.
Hingga 10 hari terkena Bell’s palsy, rasanya masih belum ada perubahan, tetapi menurut teman-teman sudah agak lumayan, apalagi kalau diam, kecuali kalau bicara masih terlihat miring.
Hikmah dari sini, ketika belajar untuk Bersabar, Allah memberikan penyakit yang penyembuhannya membutuhkan waktu, sehingga pelajaran sabar itu bisa lebih terasah. Allah memberikan cara belajar sesuai dengan kebutuhan kita.
Ketika merasakan ada kekurangan dari hal normal, baru terasa pula nikmatnya sehat. Saat disadari bahwa istighfar tak lagi menjadi penghias bibir.
Alhamdulillah Ya Rabbi, Engkau memberikan teguran sebagai pengingat diri ini untuk selalu bersyukur kepadaMu.
1 komentar:
anas hanya bisa bantu doa semoga kesehatan elvie lekas sembuh amin ...amin... ya robal alamin
Post a Comment