Headlines News :
Home » » Pergi haji selagi muda

Pergi haji selagi muda

MASIH MUDA PERGI HAJI? SIAP DONG!

Pergi haji? Haree genee? Wah, belum siap mental. Masih lama-lah, nanti saja kalau sudah tua. Lagian, memangnya murah? 25 jeti bo! Itu juga ONH biasa, kita kan maunya ONH Plus (lho?!). Duit dari mana? Sekolah saja masih dibayarin ortu.



Jangan Nunggu Tua

Sepertinya kalau mau survei tentang pergi haji saat usia masih muda ke anak-anak muda umur 15-25 tahun di Indonesia, sebagian besar komentarnya pasti kayak di atas (kamu juga?). Nggak heran, di negeri kita yang pergi haji kebanyakan memang orang-orang tua. Bukan cuma orangtua, tapi benar-benar orang yang sudah tua alias sepuh. Memang sih saat ini cukup banyak orang-orang muda yang pergi haji, tapi tetap saja yang tua-tua lebih banyak. Padahal dari pengalaman beberapa teman Nida yang sudah pergi haji (dan masih muda), jamaah haji dari negara lain lebih banyak yang masih muda-muda lho.

Menunaikan ibadah haji memang dianjurkan selagi muda. Sebab ritual ibadah haji membutuhkan stamina yang cukup prima. Nggak tahu ya kenapa di negeri kita malah orang lebih banyak yang menunggu tua untuk pergi haji. Bahkan ada lho yang bercita-cita ingin wafat di tanah suci. Nggak apa sih, hidup mati kan di tangan Allah. Yang juga disayangkan karena kesehatan tak prima (sudah tua otomatis tenaga berkurang, belum lagi kalau sakit-sakitan) membuat tahapan-tahapan ibadah haji tak bisa dilakukan dengan sempurna.

Memang ada banyak hal yang membuat banyak jamaah haji dari negeri kita banyak yang sudah tua. Biaya salah satunya. Apalagi biaya ONH di Indonesia cukup lumayan. Desas-desusnya nih di negara lain lebih murah, bahkan ada yang nggak pakai ONH segala. Katanya sih karena jamaah haji Indonesia banyak (iyalah, negara muslim paling beusarr), jadi harus diatur oleh negara gitu. Tapi, masih banyak terdengar cerita ketaknyamanan para jamaah haji (terutama ONH biasa). Belum lagi pengelolaan uang ONH yang kurang jelas.

Menurut Mbak Marissa Haque dalam artikelnya di sebuah harian, dana yang terkumpul pada setiap musim haji dari para jamaah dalam lima tahun terakhir ini rata-rata sekira Rp5,28 triliun. Angka ini diperoleh dari jumlah kuota haji 220.000 orang dikalikan ONH. Dengan omset sebesar itu Indonesia “hanya” punya Rumah Sakit Haji, Asrama Haji, dan sedikit untuk pembangunan pesantren. Dibanding dengan negara jiran, Malaysia, sangat jauh perbedaannya. Dengan jumlah penduduk yang kurang lebih 20 juta jiwa, catatan terakhir menunjukkan, jumlah dana yang terkumpul di dalam satu musim haji di Malaysia sekitar Rp506 milyar (22.000 jamaah dikali ONH Malaysia). Lembaga pengelola haji di Malaysia menanamkan keuntungan dari perolehan tersebut ke berbagai bidang. Mulai perkebunan kelapa sawit, perkebunan mangga, pembuatan jalan tol, perguruan tinggi, industri elektronik, perusahaan komputer, peternakan, saham di bank-bank Islam, beragam industri riil, pabrik sepatu, dan lain-lain. Hasilnya, mereka punya berbagai aset yang membuat decak kagum negara lain. Lembaga Tabung Haji Malaysia mempunyai gedung perkantoran berlantai 30, kereta api KLIA Ekspres, dan saham yang tersebar di mana-mana.

Eh, kok Nida jadi nyasar ke aset dari biaya ONH ya, tapi masih nyambung kok. Paling nggak nyambung ke soal waktu, jangan nunggu tua, nanti ONH di Indonesia tambah muahall! ;-).

Jangan Cuma Berpikir Matematis

Ya, jangan juga berpikir terlalu matematis. Sudah “mundur” duluan dengan biaya haji. Memang buat sebagian besar rakyat Indonesia (apalagi sejak BBM naik gila-gilaan, hiks) biaya haji cukup tinggi. Tak heran banyak yang mengumpulkan dana dari muda, namun baru bisa pergi haji di saat tua. Bahkan ada yang sama sekali tak sempat karena dananya tak mencukupi dan keburu wafat. Nah, yang ngumpulin seumur hidup saja nggak bisa, apalagi kita yang masih muda, duit darimane? (kecuali anak orang kaya lho, yang diajak ortu pergi haji), gitu mungkin seloroh kamu.

Yup, betul sih, tapi terlalu matematis nanti jadi lupa lho kalau ibadah haji itu wajib hukumnya. Tapi kan buat yang mampu?! Iya sih betul. Hanya saja, niat dan azzam akan menjadi hitungan sendiri buat Allah. Matematika Allah bisa jadi lebih dahsyat dari yang dipikirkan manusia. Ada banyak kisah orang yang meng-azzam-kan diri, dan nashrullah pun menghampiri, meski secara matematis manusia dananya sangat kurang atau bahkan tidak mungkin untuk berhaji. Tapi Allah juga melihat tekad kita. Jadi, kuatkan tekad, sambil ikhtiar mengumpulkan dana. Masih SMP? SMA? Kuliah? Kenapa nggak gitu lhoh?! Bahkan meski hanya seratus rupiah (waa, Nida tersindir abis sama tulisan sendiri nih!). Hal-hal lain gimana cara mewujudkan 'berhaji kala masih muda' bisa kamu baca di sebelah ya (bianglala 2 gitu).


Jangan Lupa, Nomor Lima Wajib Lho!

Urutan keberapakah ibadah haji dalam rukun Islam? Kelima! Welldone, masya Allah!

Betul, ibadah haji memang “cuma” urutan kelima dari rukun Islam yang pasti sudah kita hafal banget itu. Tentu tak secara kebetulan ia ditempatkan pada posisi terakhir. Rukun Islam menempatkan ibadah haji sebagai kewajiban klimaks seorang Muslim. Kayak makanan gitu, empat sehat 5 sempurna, ibadah haji ibarat minuman penyempurna setelah empat kewajiban sebelumnya. Setelah pengorbanan lisan melalui kesaksian (syahadah), pengorbanan waktu melalui kewajiban shalat, pengorbanan fisik dengan puasa, dan pengorbanan harta dengan keharusan zakat. Disebut klimaks, karena ia menjadi penutup kewajiban pengabdian seorang Muslim secara individual, bukan kewajiban sosial.

Dan hukumnya wajib lho (jangan lupa...). Soalnya karena diembel-embeli dengan “jika mampu”, kadang kita berpikirnya, “Ya nanti aja kalau sudah mampu”. Padahal tetap harus diusahakan. Apalagi ayat Al-Qur'an dan hadits banyak berbicara soal keutamaan-keutamaan ibadah haji. Contohnya hadits ini: Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah Saw pernah ditanya, “Amal apakah yang paling utama?” Rasul menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya”. “Kemudian apa?”, “Jihad di jalan Allah”. “Kemudian apa lagi?”, “Haji Mabrur”. Begitu juga hadits ini, “Haji mabrur (yang baik dan diterima oleh Allah Swt) lebih utama dari pada dunia dengan segala isinya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali langsung masuk surga”.

Nah, sepertinya halnya perintah dan anjuran lain, tentu kita harus berusaha menggapainya. Pintu surga begitu banyak. Berhaji salah satunya. So, kalau kita bisa mengusahakannya, kenapa nggak?!

Ada begitu banyak keutamaan haji yang lain. Cobalah untuk selalu mengingatnya, sehingga azzam kita semakin kuat untuk melakukannya. Ibadah haji bukan sekadar meraih gelar atau perjalanan spiritual, hanya untuk melihat Ka'bah dan jejak-jejak peninggalan para nabi. Namun haji juga memiliki pertanggungjawaban ukhrawi sekaligus mengemban amanah sosial. Jadi, berhaji saat masih muda? Siapin diri dong! [Dee/untuk diri sendiri]
Share this article :

2 komentar:

Hafidah Abdul Latif said...

makasih bangets tulisannya yaaaa...teruslah nulis yang bagus2 kayak gini...

septyan ade said...

aaf kak mau titip info Tips Menyimpan Uang Aman Ketika Berhaji

Legalitas Perusahaan

Paket Umroh Akhir Tahun

Our Office

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Mari Berhaji Selagi Muda ..... - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template