Sobat, sudah yakin belum kalau afdolnya ibadah haji ditunaikan ketika usia muda? Harus yakin dong, pengorbanan tenaga di medan haji yang berat, hanya orang muda yang bisa maksimal melakukannya. Rukun Islam, Bo! Jangan tunggu tua! Jika kamu menempa diri dengan persiapan di bawah ini, yakinlah bahwa Allah akan mengabulkan keinginanmu berhaji! Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah kan?
“Bersegeralah kalian dalam menunaikan haji--yakni haji wajib--karena seseorang tak tahu apa yang akan menimpa dirinya” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
1. Niat ikhlas untuk berhaji
Banyak orang yang ngaku ingin naik haji, tapi sayang cuma sebatas ingin. Belum ikhlas niatnya, belum ada action mewujudkannya, masih jiper karena usia muda, dan walau ada uang masih sayang dikeluarkan untuk ONH karena banyak keinginan lain yang belum terbayar.
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah” (Al Baqarah:196).
Niat adalah syarat wajib dalam menunaikan ibadah apapun, termasuk haji. Makanya niat untuk berhaji harus kita mulai dari sekarang, yang ikhlas tentunya alias niat beneran bukan cuma ikut-ikutan atau ingin dapat titel Haji. Memang sih ibadah haji diiringi embel-embel ‘jika mampu’, tapi bukan berarti kalau tidak ada uang kewajiban haji langsung gugur, ketika empat rukun Islam lainnya belum dilaksanakan rukun yang ke lima jadi tidak wajib dilakukan, bukan begitu! Kita harus terus memperbaharui niat dan keyakinan untuk berhaji sebelum mati.
2. Azzam untuk meraih surga melalui ibadah haji
Haji merupakan salah satu ibadah yang di dalamnya bertaburan wasilah/sarana untuk menghapus segala dosa dan meraih surga Allah. Karena itu, jangan sampai azzam/tekad kita kendur untuk melaksanakannya. Seperti sabda rasulullah SAW: “Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga.”
Dari Anas bin Malik ra, dari Nabi saw bersabda, "Barangsiapa yang shalat di masjidku sebanyak 40 kali shalat, dan tidak luput satu kali shalat pun, maka Allah memastikan baginya terbebas dari api neraka, terbebas dari siksa serta ia terhindar dari kemunafikan." (HR Ahmad dan Thabrani).
Hajar Aswad yang merupakan batu ruby dari surga juga akan bersaksi pada Allah bagi siapa saja yang menyentuhnya dengan tekad dan niat yang ikhlas.
Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw bersabda, "Allah akan membangkitkan Al-Hajar (Hajar Aswad) pada Hari Kiamat. Ia dapat melihat dan dapat berkata. Ia akan menjadi saksi terhadap orang yang pernah memegangnya dengan ikhlas dan benar." (HR Baihaqi).
3. Perbanyak wawasan akan pentingnya haji
Pengetahuan seputar ibadah haji yang sering disebut manasik haji, sebaiknya dicicil sejak dini sehingga perlahan akan merasuk dan membentuk pemahaman yang kokoh dalam diri kita. Wawasan ini penting untuk menjaga keikhlasan niat dan tekad kita berhaji.
Sayangnya saat ini manasik hanya dilakukan beberapa bulan sebelum seseorang berangkat haji, sehingga ketika di tanah suci jamaah sering gagap karena tidak semua bekal manasik bisa dipahami dalam waktu singkat. Hal ini dicela oleh Abu Abdillah ketika Zararah bertanya padanya:...Aku telah bertanya kepadamu tentang masalah haji sejak empat puluh tahu, maka berilah aku jawabannya! Abu Abdillah menjawab: Wahai Zararah sebuah rumah yang telah dikunjungi (para malaikat) sebelum Nabi Adam as selama dua ribu tahun , (bagaimana mungkin) engkau ingin tuntaskan permasalahannya dalam empat puluh tahun?
4. Tarik pertolongan Allah melalui ibadah maksimal
Jika Allah melihat kesungguhan kita untuk berhaji, insya Allah kemudahan haji yang tidak disangka-sangka Ia berikan untuk kita tunaikan. Kesungguhan ini bisa kita lakukan melalui ibadah di luar haji yang nilai pahalanya tidak kalah besar. Antara lain: salat tepat waktu, qiyamulail, birrul walidain, dan sedekah, yang sangat dicintai Allah jika kita kerjakan.
Dalam ibadah haji jamaah dituntut untuk menjaga ukhuwah dan kasih sayang pada jutaan manusia dari beragam warna kulit dan bangsa yang hadir, makanya dari sekarang kita juga kudu menjaga akhlak dan ukhuwah kita pada sesama. Dari Abi Hurairah ra berkata, saya dengar Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa berhaji karena Allah, lalu ia tak rafats (berbantah-bantahan) atau fasik maka ia akan kembali seperti di hari ia dilahirkan oleh ibunya. (HR Bukhari).
Lazimkanlah berzikir supaya Allah mengabulkan niat kita berhaji, terutama di sepuluh pertama bulan Dzulhijah ketika orang menunaikan ibadah haji, seperti sabda Rasulullah SAW “Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid.”
Ketika jamaah haji wukuf di Arafah, jangan lupa kita yang di tanah air melaksanakan puasa Arafah, karena Rasulullah SAW bersabda “Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya.”
Ibadah kurban juga penting dilaksanakan. Jangan tunggu punya uang cukup, kamu bisa memulainya dengan menabung dari uang jajan atau patungan dengan beberapa teman. Selagi ibadah haji yang mahal belum kesampaian, cobalah kerjakan jihad harta yang lebih terjangkau seperti ibadah kurban ini. Insya Allah ibadah haji akan Allah antarkan untuk kita kelak. Karena berkurban menandakan ketaatan kita pada Allah, sebagaimana ketaatan Ismail dan Ibrahim pada Allah SWT.
Insya Allah, ibadah-ibadah di atas Allah jadikan alasan untuk mengundang kita ke RumahNya.
5. Menabung dari harta yang halal
Jangan berpikir bahwa biaya haji yang super mahal tak mungkin terjangkau oleh kantong kita yang anak sekolahan ini. Allah Maha Kaya, Ia bisa saja memberangkatkan kita ke RumahNya tanpa meminta biaya sedikit pun dari kita. Rahasia ibadah haji seringkali di luar batas logika manusia. Betapa banyak orang yang pergi haji karena diberangkatkan oleh perusahaannya, diongkosi oleh dermawan, menang melalui undian yang halal, dapat warisan, dsb. Kalau Allah punya kehendak, siapa yang bisa menghalangi?.
Tapi walau pun begitu, action seperti mengumpulkan uang untuk menuju ke sana harus tetap kita lakukan. Mulailah menabung dari harta yang halal. Misalnya dari uang jajan, honor privat, ongkos yang di hemat, dll. Jangan berpikir nominal, seribu dua ribu yang rutin ditabung, suatu saat yang tidak kita sangka pasti akan dicukupkan oleh Allah untuk berangkat haji. Menabung untuk pergi haji adalah bukti kongkrit kesungguhan kita menemui Allah di RumahNya.
"...jika ia pergi (haji) dengan harta yang haram, lalu diletakkannya kakinya pada sanggurdi dan ia mengucapkan, "Labbaik", maka seseorang dari langit akan menyerukan kepadanya, "Tidak diterima kunjunganmu dan tidak berbahagia keadaanmu! Perbekalanmu haram, perbelanjaanmu dari harta yang haram, maka hajimu mengakibatkan dosa, jauh dari pahala." (HR Ath-Thabrani).
6. Doa di waktu dan tempat mustajab
Inti segala ibadah adalah doa, dan doa adalah senjata kaum Muslimin. Jika kamu ingin menunaikan ibadah haji selagi muda, jangan sia-siakan meminta di waktu mustajabnya doa, yaitu ketika berpuasa, musafir, dizalimi, selepas azan, antara iqamah dan solat, antara dua khutbah Jum'at, waktu sahur, sepertiga malam dan waktu hujan.
Jangan sia-siakan pula hari diijabahnya doa seperti hari dan malam Jum'at, hari Arafah, malam dan hari raya, malam Lailatul Qadar, malam Nisfu Sya'aban dan awal Rajab.
Ada seseorang yang menyesal sehabis menunaikan ibadah haji, ia hanya berdoa di sana untuk 5 hal dan kelimanya dikabulkan Allah. Ia menyesal kenapa tidak minta lebih banyak lagi. Nah, Sobat Nida, kamu bisa menuliskan doa-doamu dan titipkanlah kepada orang terdekat yang hendak melaksanakan ibadah haji untuk di bacakan di 15 tempat mustajab di Mekah seperti sabda Rasulullah SAW riwayat Imam Attabrani "Tidak ada tempat di atas bumi ini lima belas tempat yang mustajab untuk berdoa kecuali hanya di Mekah...(di dalam Ka'bah, Hajar Aswad, Rukun Yamani, di bawah talang mas (Mizab), Hijir Ismail, Multazam, di belakang Maqam Ibrahim, sumur Zamzam, Masy'aril Haram, di atas bukit Sofa, di atas bukit Marwah, di tempat wukuf Arafah, ketika jumrah aqabah, ketika jumrah wustha, dan saat jumrah ula).
Semoga ke enam upaya di atas bisa mengantarkan kita pada Haji Mabrur. Seperti sabda Rasulullah SAW: "Haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga. Sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah apa tanda kemabruran itu?' Rasulullah menjawab tanda-tanda haji mabrur itu baik tutur bahasanya dan dermawan".
Wallahu'alam. [Mala]
0 komentar:
Post a Comment